Jumat, 08 Januari 2010

Bali Banjir

Akhir-akhir ini di langit sering mendung. Beberapa kali saya berangkat kerja kehujanan. Disamping itu , karena udaranya dingin bangun pagi rasanya beraaat sekali.
Seringkali saya mandi udah last minute jadwal kkeberangkatan gitu. Tapi meskipun begitu tidur saya tidaklah begitu enak karena sudah beberapa hari ini saya tidur tanpa selimut, selimut saya yang biasa dipakai masih di laundry sementara yang satunya sudah saya turunkan derajatnya jadi kain pel, kesalahan saya karena saya melakukannya sebelum mendapatkan selimut pengganti. Alhasil, tengah malam saya sering terbangun dengan mata masih kiyip kiyip saya meraba raba mencari jaket tebal untuk melawan hawa dingin.

Enaknya, musim hjan di Bali , hujannya tidak terus menerus dan biasanya hanya dalam satu area yang tidak begitu jauh seperti ketika turun hujan di Tuban atau Kuta di Denpasar terang benderang. jadi meskipun musim hujan jalan- jalan masih tetap bisa dilakukan. Banyak orang bilang karena langit di Kuta sering di laser makanya jarang turun hujan di Kuta.

Saya tidak dapat membayangkan kalau di Bali hujan deras beberapa hari seperti di daerah jawa, wah bisa bisa banjir dimana mana, bahkan lebih buruk dari yang saya lihat di tivi. ini terjadi karena banyak lahan yang sudah berubah menjadi bangunan seperti hotel hotel , kafe dan restaran. jangankan pohon , tanah saja sudah banyak dilapisi beton untuk jalan dan lahan parkir, jadi kalau ada hujan deras sebentar saja langsung menggenangi jalan.

Akhir December 2009 saya bermaksud ke Nusa dua untuk mengambil voucher hotel sebagai Grandprize untuk acara tahun baru di Grand Mirage hotel. perjalanan yang seharusnya memakan waktu 40 menit pulang pergi menjadi 2 jam-an gara gara macet. Seumur umur hidup di bali , baru itu saya melihat macet yang sedemikian parah apalagi di jalan utama alias By Pass.

Awalnya saya pikir ada kecelakaan, apalagi kan banyak orang indonesia yang hobi nonton kecelakaan di jalan, dan membuat macet. Sesampainya di Mumbul setelah jimbaran barulah terlihat biang macet tersebut yaitu banjir. Air coklat menutupi jalan raya menuju Kuta bahkan sampai menutupi trotoar. Polisi lalu lintas terlihat dengan celana digulung sedengkl terlihat sangat sibuk dan beberapa orang nampak mendorong kendaraan mereka yang mati mesin.

Benar-benar jauh dari imej Bali sebagai kota tujuan wisata dunia, saya tiba-tiba merasa berada di kota lain, begitu takjubnya saya merekamnya lewat video cam di hape saya. Tetapi paling tidak saya melihat semua orang bisa bersikap sabar, bahkan saya sama sekali tidak mendengar suara klason yang menjerit jerit tidak sabaran atau suara umpatan dari orang orang yang aktivitasnya telah terganggu.

Ada yang salah. Keseimbangan alam jelas jelas sudah terganggu. Ada yang harus dibenahi dengan segera. Bali bukan pulau yang besar kalau semuanya membangun dengan membabi buta tanpa ada perhatian untuk kesenjangan alam sepertinya saya harus mulai menabung untuk membeli sebuat boat.!! just in case!


XOXO

Tidak ada komentar:

Posting Komentar