Dalam hal pertemanan saya mungkin agak "picky". Picky yang saya maksud bukan berdasarkan materi atau jabatan. Seringkali saya merasa klik dengan seseorang kalau orang tersebut nyambung kalau saya ajakin ngomong, Karena saya bukanlah tipe orang yang bisa menyapa atau beramah tamah lebih dulu maka saya akan lebih menunggu dan merespon. Ada yang senyum duluan saya balas tersenyum, ada yang baikin saya ,saya baikin juga dia dan sebaliknya. Dalam pertemanan saya membenci dua hal yaitu dikhianati dan dibohongi. kalau pertemanan sudah dinodai oleh salah satu penyakit tadi saya tidak ragu -ragu untuk menghapusnya dari friendlist otak saya.
Dulu saya memiliki roommate atau teman sekamar. Kita panggil saja namanya Rinda. Rinda ini bekerja sebagai tenaga security di Bandara Ngurah Rai, Bali. Saya kenal dengannya sewaktu dia menjadi penghuni dikos saya dulu, dia pula yang membujuk saya dengan rayuan pulau kelapa untuk sharing kamar dengan dia ditempat yang saya tempati sekarang. Termakan rayuannya akhirnya saya berbagi kamar dengannya dengan menyutujui kesepakatan yang sudah dibuat yaitu dia bertanggung jawab untuk transportasi saya kekantor karena waktu itu saya belum memiliki kendaraan. Untuk beberapa lama tidak ada masalah yang berarti, sebagai teman sekamar Rinda cukup menyenangkan dan tidak jorok. Anaknya sih sebenarnya baik, ramah (bahkan terlalu ramah) hanya saja saya rasa ukuran otaknya yang tidak seimbang dengan tubuhnya yang besar sehingga mudah termakan omongan dan terpengaruh oleh lingkungan. Tinggal di kos kosan yang isinya kebanyakan C / O (cewek orderan / Cewek karaoke) membuat Rinda mulai merasa jealeous apalagi dia memilik teman kerja yang berprofesi "ganda" yaitu simpanan anggota dewan daerah, hal ini membuat hati Rinda semakin mengecil, seringkali dia bercerita bagaimana temannya itu menghambur2kan uang untuk orang yang bisa menggantikan shift nya, atau betapa bagusnya kos yang dia tempati dan dia menceritakan itu semua seakan akan temannya itu baru lulus dan langsung diterima di bekerja sebagai manajer di Freeport. Pernah saya iseng iseng nyelutuk " Kalau kamu ingin punya banyak duit, cari pacarnya jangan yang seumuran. Kamu harus cari Om -om yang bisa diajak kencan, minta aja satu sama temanmu si Mbok Yeah itu, pasti dia punya banyak." Saat itu saya tidak ada bermaksud apa apa selain bercanda dan berharap Rinda tidak mendengar perkataan saya. Terlambat, setiap perkataan saya sudah ditangkap otaknya yang tidak memiliki filter itu. Dan dalam hitungan hari resmilah dia menjadi Sekuriti bispak.
Klien pertamanya adalah seorang debtcollector dari Surabaya. Beberapa hari saya tidak melihatnya dikos bahkan kata temannya Rinda sama sekali tidak kerja, saya tidak perlu menanyakan ke Rinda karena dia selalu melaporkan apa saja yang dia kerjakan. Job pertamanya sukses Om pun senang Rindapun girang, saya ingat waktu itu Bulan puasa dan demi kesuksesan masa probotion tidak puasa tak apalah. Rasanya dengan si Om penagih hutang ini servicenya tidak berjalan lama , rupanya dia tersinggung ketika dia mengetahui kliennya ini berusaha menjualnya ke temannya seharga Rp. 300.000 , saya pikir kalau sejuta mungkin Rindanya gak masalah kali :D! Benar kata pepatah "Bisa karena alah terbiasa", Hilang satu tumbuh seribu, berikutnya muncullah klien klien yang lain dan Rindapun semakin mantab dengan bisnis yang baru dijalaninya, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Linda mengoptimalkan modal yang dia punya, muka boleh STD tapi toket segede pepaya bangkok bisa menjadi aset yang cukup besar.
Sebagai temannya saya tentu saja miris, apalagi sewaktu dia bercerita saat dia merasa tidak bisa merasakan Miss V nya lagi karena kelelahan melayani si klien yang didopping obat (tapi anehnya ketika menceritakan hal itu sama sekali tidak ada gurat kesedihan diwajahnya, bahkan dia sering sekali bercerita apa saja yang dia lakukan saat diranjang dengan kliennya sampai sampai yang diceritain merasa risih sendiri. Dengan tulus saya bilang saya menyesal pernah menasehatinya yang nggak bener, tapi dianya bilang nggak masalah dan nggak nyesal sama sekali. Dan Benar dia sama sekali tidak menyesal. Apalagi dia mulai mendapatkan hasil dari bisniss ngangkangnya, hape busukpun dibuang diganti dengan hape baru dan barang barang barupun mulai bermunculan.
Lama kelamaan saya kena getahnya juga, ketika saya tidak ada Rinda membawa kliennya kekos kami, sehingga kalau saya mau tidur saya pelototin tajam tajam spreinya dulu dan akhirnya merebahkan diri dipinggir kasur dengan perasaan tidak rela. Rinda sering pergi keluar dengan kliennya malam, siang , pagi bahkan berhari hari. Jadilah saya yang kebingungan untuk urusan transportasi kekantor. Sempat saya membicarakan masalah ini ke dia ,mengingatkan komitmen dia untuk "mengamankan " transportasi saya kekantor karena itu adalah satu satunya alasan saya untuk mau ikut kos bareng dia. Rinda sempat menyesal dan berjanji tidak akan menelantarkan saya lagi, tapi itu terjadi hanya sebentar saja karena tidak lama kemudian, im deserted again and again. Kita menjadi jarang bertemu dan berkomunikasi. Setiap akan berangkat kerja saya selalu merasa bingung akan meminta bantuan siapa, karena kalau jalan tidaklah mungkin karena jaraknya yang lumayan jauh, untuk naik taksi tiap hari tidaklah mungkin bisa bisa saya hanya makan kerupuk. Sampai suatu hari, Rinda menelpon saya di kantor dan dengan nada suara dibuat sok sok perhatian dia menanyakan kabar saya, terus terang saya marah sekali karena dia yang seenak udelnya sendiri, hingga suatu hari ketika dia menelpon saya di kantor dan bilang dia menemukan kos baru di Jimbaran dan sudah tinggal seminggu lamanya disana, saya masih berusaha menahan amarah saya. Dengan menahan diri untuk tidak berteriak sayapun bilang tidak masalah kalau dia ingin kos sendiri. karena jauh didalam hati saya saya juga harus cepat cepat jauh darinya. Saat itulah saya memutuskan untuk tidak mengenal Rinda sebagai teman saya lagi, kalau saya harus pergi ke Airport saya hanya berharap untuk tidak melihat mukanya. Sekarang kabarnya dia sedang menservis bule, kabar ini dari temannya yang masih satu kos dengan saya , dari diapulalah saya mendengar semua sepak terjang dia , bahkan se bandara pun dia terkenal. Sungguh saya tidak peduli sedikitpun , tapi toh saya manusia biasa , wanita lagi , dimana gossip teman sendiri jauh lebih asyik diikuti dari pada gossip artis di infotainment karena disini kita mengenal pemainnya.
XOXO